Saya Belajar Dari Istri Yang Mencuci Piring
(Cerita seorang teman mengenai pengalamannya ketika sakit)
(Cerita seorang teman mengenai pengalamannya ketika sakit)
"Tuhan memberikan saya:
kedamaian untuk menerima hal yang tak bisa saya ubah,
keberanian untuk mengubah hal yang bisa saya lakukan,
dan ..kebijaksanaan untuk mengetahui perbedaannya"
Beberapa tahun yang lalu, seorang teman saya menderita sakit perut yang amat sangat.
Ia akan terbangun dua atau tiga kali setiap malam, tidak bisa tidur
karena rasa sakit yang hebat ini. Ia mengira menderita kanker atau
setidaknya, bisul perut. Ia kemudian pergi ke sebuah klinik di kota,
untuk pemeriksaan. Dokter spesialis perut, memeriksanya dengan
fluoroskop dan mengambil X-ray dan memberi obat tidur dan meyakinkannya bahwa sebenarnya ia tidak menderita radang perut atau kanker.
Sakit perut yang dirasanya, hanya disebabkan oleh strain emosional.
Dokter menjelaskan bahwa dirinya telah mencoba untuk melakukan
terlalu banyak pekerjaan. Memang selama itu, beberapa pekerjaan
selalu dia kerjakan bersama dengan sejumlah kegiatan lainnya.
Ia bekerja di bawah tekanan konstan. Ia tidak pernah bisa bersantai.
Selalu tegang, bergegas, dan sampai ke titik di mana ia sangat
merasa khawatir tentang segala hal. Atas saran Dokter, akhirnya ia
sesekali mengambil libur untuk menghilangkan sebagian tanggung-jawab pekerjaan dan kegiatannya. tetapi ia masih merasa khawatir akan pekerjaannya yang kemarin, pekerjaan hari ini bahkan untuk pekerjaan esoknya .
Suatu hari ketika sedang melihat istrinya, ia menyadari bahwa
istrinya bernyanyi saat sedang mencuci piring.
kedamaian untuk menerima hal yang tak bisa saya ubah,
keberanian untuk mengubah hal yang bisa saya lakukan,
dan ..kebijaksanaan untuk mengetahui perbedaannya"
Beberapa tahun yang lalu, seorang teman saya menderita sakit perut yang amat sangat.
Ia akan terbangun dua atau tiga kali setiap malam, tidak bisa tidur
karena rasa sakit yang hebat ini. Ia mengira menderita kanker atau
setidaknya, bisul perut. Ia kemudian pergi ke sebuah klinik di kota,
untuk pemeriksaan. Dokter spesialis perut, memeriksanya dengan
fluoroskop dan mengambil X-ray dan memberi obat tidur dan meyakinkannya bahwa sebenarnya ia tidak menderita radang perut atau kanker.
Sakit perut yang dirasanya, hanya disebabkan oleh strain emosional.
Dokter menjelaskan bahwa dirinya telah mencoba untuk melakukan
terlalu banyak pekerjaan. Memang selama itu, beberapa pekerjaan
selalu dia kerjakan bersama dengan sejumlah kegiatan lainnya.
Ia bekerja di bawah tekanan konstan. Ia tidak pernah bisa bersantai.
Selalu tegang, bergegas, dan sampai ke titik di mana ia sangat
merasa khawatir tentang segala hal. Atas saran Dokter, akhirnya ia
sesekali mengambil libur untuk menghilangkan sebagian tanggung-jawab pekerjaan dan kegiatannya. tetapi ia masih merasa khawatir akan pekerjaannya yang kemarin, pekerjaan hari ini bahkan untuk pekerjaan esoknya .
Suatu hari ketika sedang melihat istrinya, ia menyadari bahwa
istrinya bernyanyi saat sedang mencuci piring.
Dan ia berkata kepada dirinya sendiri: " Coba dengar, betapa bahagia istri anda. Pernikahan anda sudah 15 tahun, dan selama itu pula ia telah mencuci piring. Coba seandainya ketika anda berdua baru menikah, istri anda dapat melihat ke masa depan dan melihat semua piring yang harus ia cuci selama lima belas tahun. Tahun yang terbentang di depan itu, dan tumpukan piring kotor yang segunung, pastinya akan sangat mengejutkan bagi wanita mana pun"
Lalu ia berkata lagi kepada dirinya sendiri: "Alasan istri saya tidak
keberatan mencuci piring karena dia mencuci piring hanya pada
satu hari saja, pada sekali waktu saja. Lalu saya menyadari apa masalah saya?, saya seolah-olah sedang berusaha untuk mencuci piring yang kemarin, yang hari ini, bahkan piring yang belum kotor sekalipun. Saya melihat betapa bodohnya tindakan saya. Saya merasa malu pada diri saya sendiri. Semenjak itu, kekhawatiran tidak mengganggu saya lagi sampai sekarang.
Tidak ada lagi sakit perut. Tidak ada lagi insomnia. Kegelisahan
kemarin saya lemparkan ke dalam keranjang sampah, dan pada
keberatan mencuci piring karena dia mencuci piring hanya pada
satu hari saja, pada sekali waktu saja. Lalu saya menyadari apa masalah saya?, saya seolah-olah sedang berusaha untuk mencuci piring yang kemarin, yang hari ini, bahkan piring yang belum kotor sekalipun. Saya melihat betapa bodohnya tindakan saya. Saya merasa malu pada diri saya sendiri. Semenjak itu, kekhawatiran tidak mengganggu saya lagi sampai sekarang.
Tidak ada lagi sakit perut. Tidak ada lagi insomnia. Kegelisahan
kemarin saya lemparkan ke dalam keranjang sampah, dan pada
hari ini saya harus berhenti mencoba mencuci piring kotor jatah besok!
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
catatan tambahan: Teman saya menambahkan lagi kalimatnya:
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
catatan tambahan: Teman saya menambahkan lagi kalimatnya:
"Beban masa depan, ditambahkan dengan yang kemarin, yang
dikerjakan bersama beban hari ini, akan membuat kekuatan kita
goyah".
YH. Depok Desember 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon maaf sebelumnya seandainya komen tidak terjawab!